BENARKAH MUHARROM TIDAK BERKAITAN DENGAN HIJRAH?

Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak, S. Ud, M. S. I

Gambar Proses Wisuda Magister Penulis
Di UIN Walisongo Semarang

FAKTA: Banyak juga yang tidak menerima adanya kaitan Muharrom dengan hijriah yang biasanya bagi para pendakwah penceramah menjelaskan bahwa Muharrom momen kita berhijrah kepada kebaikan sebagaimana Nabi saw juga berhijrah ketika itu.

Contoh mereka yang tidak menerima statemen itu seperti di sini. Alasannya, Nabi saw tercatat sejarah bahwa beliau berhijrah di bulan Maulid atau Robiul Awwal.

Untuk membuktikan terkait-tidaknya dua hal tersebut diperlukan setidaknya dua disiplin keilmuan. Yaitu riwayat dan diroyat. Riwayat berarti sumber cerita dari orang terpercaya. Diroyat berarti pemahaman holistik akuntabel (Sayyid Alawi, 2009: 12).

Berdasarkan data riwayat, kami temukan semisal di dalam kitab asy Syamarikh karya as Suyuthi bahwa saat Umar bin Khattab menyidangkan kapan permulaan penanggalan itu? Maka, ada sahabat yang bilang di mulai bulan Robiul Awwal. Ada juga yang bilang di bulan Rojab saja, karena itu dimuliakan orang Arab. Lalu Usman yang meminta agar menaruhnya di bulan Muharrom (As Suyuthi, 1999: 9).

Bahkan ada riwayat yang menyebut bahwa Nabi saw.  melakukan hijrah di bulan Shofar pada hari Senin. Berikut datanya yang kami ambil di sini:

كانت هجرة المُصطفى - صلّى الله عليه وسلّم ومعهُ صاحبهُ أبو بكرٍ الصديق رضيَ الله عنه من مكّة المُكرّمة باتجاه المدينة المنوّرة يوم الاثنين من شهر ربيع الأول وقيل: في صفر، وكان دليلهم في طريق الهجرة عبد الله بن الأريقط الليثي، وقد توجّه رسول الله - عليه الصلاة والسلام - برفقة أبي بكر ودليلهما إلى غار ثور بعكس الوجهة المُباشرة إلى المدينة تمويهاً لكفار قريش، فأقاما في غار ثور ثلاثة أيّام حتى ابتعد عندهم كفار قريش، وتوجّهوا بعدها في طريق الساحل حتى وصلا إلى المدينة، وكان ذلك يوم الاثنين الموافق للثاني عشر من شهر ربيع الأول، وقيل: بل وصل في صفر،
Arti Singkat:
Ada yang mengatakan bahwa Nabi saw. Hijrah ke Madinah dan sampai di sana di Bulan Shofar.

Jika dilakukan studi menggunakan pendekatan diroyah, maka dapat dianalisa bahwa jika Nabi saw. memulai hijrah di bulan Maulid atau Shofar, maka tentu saja persiapan, perintah wahyu, dan pengaturan siasat dibicarakan di bulan Muharrom.

Sehingga, sangat berkaitan sekali mana kala permulaan Hijriah adalah dari bulan Muharrom.

Di samping itu, tawaran alasan Shohabat Usman ra. juga masuk akal. Yaitu, semua masalah baru rampung dan selesai setelah musim haji. Karena tidak dimungkinkan membuat kalender baru ketika pemerintah masih sibuk mempersiapkan logistik jamaah haji. Sehingga, ibarat pemerintah modern untuk membuat APBN / APBD harus selesai urusan rumah tangga negara baru bisa memulai anggaran tahun berikutnya, maka begitu pula yang terjadi di Masa Amirulmukminin Umar bin Khattab ra.