JANGAN HADANG HABAIB SEBAGAIMANA JANGAN PUTAR BALIK FAKTA

Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak



Tidak boleh ada kejadian penghadangan pengajian oleh para Habaaib dan Asyroof dengan alasan apa pun dan kapan pun. Sebagaimana tidak boleh pula membiarkan pemerintah dijegal fisik dalam bertindak pembangunan atau pun kepemerintahan. Apa yang sudah terkadi ini tidak boleh terulang kembali. Apalagi orang awam yang melakukannya. Karena membiarkan hal itu sama saja mengajarkan kepada mereka agar tidak punya etika kepada ahli bait Nabi saw.

Asas keseimbangan menjadi penting. Famani'tadaa 'alaikum fa'taduu bi mitsli ma'tadaa 'alaikum (maka, barang siapa menyerang kalian maka balaslah ia sama dengan apa yang mereka lakukan pada kalian). Jika menyerang pemerintah dengan dakwah ceramah, dan itu dianggap hoax oleh pemerintah maka balaslah dengan data akurat dan terpercaya yang menepisnya.

Sebagaimana tidak boleh memecah belah, belah bambu, devide et empera, adu domba dan sejenisnya maka jangan pula membiarkan hal hal yang mengarah ke sana.. .

Kita baru saja merasakan bencana besar yang melanda negeri. Tanah longsor, gempa dan tsunami. Namun, ada bencana besar yang melebihi itu. Yang semestinya tidak akan terjadi. Dan yang menjadi penyebab bencana alam. Yaitu bencana manusia. Tepatnya, adu domba merajalela. Al Quran menyinggung hal ini:

قل هو القادر على أن يبعث عليكم عذابا من فوقكم او من تحت أرجلكم أو يلبسكم شيعا ويذيق بعضكم بأس بعض

"Katakanlah: Dialah yang mampu menurunkan azab dari atas, dari bawah atau membuat kalian bergolong golong dan mencicipkan jahatnya sebagian kalian kepada sebagian lain... " (QS. Al-An'am: 65).

Di dalam beberapa kitab tafsir disebutkan bahwa siksaan atas dan bawah itu bisa saja dihilangi Allah swt. Namun, untuk siksa terakhir tidak bisa. Itu tetap akan ada. Adu domba, namimah, saling cela, memaki dan sebagainya (Tafsir al Baidhawi).

Saya takut jika atas nama caci makian itu dianggap anti NKRI, maka masyarakat awam akan berhenti takdzim memuliakan. Jika dibiarkan begitu terus, maka kejadian di era Yazid bin Mu'wiyah. Mereka dibantai habis-habisan di padang Karbala. Dan memang di antara tabiat habaib atau pun asyrof dari dulu ada yang model keras sebagaimana Imam Husain ra. Dan ada yang berwatak lemah lembut seperti Imam Hasan ra. Maka, biarkan watak mereka begitu tanpa harus mengurangi rasa takdzim kita.

Wa 'alaa kulli haaal, semoga kejadian ini tidak terulang kembali...