ILMUMU YANG MANA? MATANG ATAU TERBAKAR?
Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak, S.Ud, M.S.I
Ibnu Najm al-Hanafi dalam kitabnya, al-Asybah wa an-Nadzoir memberikan statemen menarik begini:
فَائِدَةٌ : قَالَ بَعْضُ الْمَشَايِخِ : الْعُلُومُ ثَلَاثَةٌ : عِلْمٌ نَضِجَ وَمَا احْتَرَقَ ؛ وَهُوَ عِلْمُ النَّحْوِ ، وَعِلْمُ الْأُصُولِ .
وَعِلْمٌ لَا نَضِجَ وَلَا احْتَرَقَ ؛ وَهُوَ عِلْمُ الْبَيَانِ وَالتَّفْسِيرِ .
وَعِلْمٌ نَضِجَ وَاحْتَرَقَ ؛ وَهُوَ عِلْمُ الْفِقْهِ وَالْحَدِيثِ .
وَعِلْمٌ نَضِجَ وَاحْتَرَقَ ؛ وَهُوَ عِلْمُ الْفِقْهِ وَالْحَدِيثِ .
"Faidah: sebagian para guru berkata: ilmu itu ada tiga macam. Yaitu ilmu yang sudah matang dan tidak pernah usang. Yaitu ilmu bahasa dan Ushul Fiqh. Lalu ada ilmu yang belum matang dan tidak usang, yaitu ilmu bayaan (linguistik) dan tafsir. Lalu ada ilmu yang sudah matang dan sudah usang. Yaitu ilmu fiqh dan ilmu hadis." (Ibnu Najm, Asyabah wan Nadzoir: 1/381).
Nampaknya ini bukan hanya sekedar prediktif dari ulama sekaliber beliau. Memang ilmu yang senantiasa mengalami perkembangan dan selalu menarik untuk dikaji adalah ilmu sosial-humaniora. Dan itu tercermin di dalam Ushul Fiqh dan kajian tafsir misalnya. Sebab, bagaimana pun juga keduanya mencoba untuk mendialogkan antara al-Qur'an sebagai firman Tuhan swt. dan realitas sosial. Agar al-Qur'an bisa solihun likulli zaman wa makan (relevan sampai kapan pun dan di mana pun).
Berbicara tentang ilmu matang dan tidak, tentu kaidah umumnya menggunakan ayat al-Qur'an berikut:
وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ [يوسف/76]
"Dan di atas setiap orang yang memiliki ilmu itu ada orang yang tahu..."
Di atas gunung ada gunung yang lebih tinggi, di atas awan ada langit tertinggi dan seterusnya.
Artinya, ilmu yang sesungguhnya ilmu adalah yang bisa menuntun si pemilik menuju ke tawadhuan (merendah hati). Jika ada ilmu yang semakin membuat si pemilik merasa lebih dan segala-galanya, maka bisa didiagnosa cepat bahwa ilmu itu bermasalah. Ada semacam pobhia terhadap kebenaran dan kealiman orang lain di dalamnya. Dan itu sangat berbahaya.
Maka, sudah matang atau malah usang ilmu-ilmumu?