BENARKAH PUASA MENURUNKAN PRODUKTIFITAS?





Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak

Puasa sebentar lagi akan datang menghampiri. Bulan Ramadhan yang penuh berkah begitu ditunggu bersama umat Islam. Intensitas ibadah mereka akan meningkat di bulan ini. Entah nanti setelahnya, apakah bisa kembali sekuat saat Ramadhan tiba atau tidak? Sejujurnya, secara umum adalah mengalami penurunan. Namun, setidaknya ada harapan akan keindahan beribadah kembali pada saat Romadhan tiba. Maka, tidak sedikit para ulama yang berharap agar bisa meninggal dunia pada saat Ramadhan sudah tiba.

Bahkan ada beberapa ulama yang mensunnahkan untuk meminta agar bisa meninggal dunia di saat yang baik dan di tempat yang baik. Di tempat yang baik contohnya adalah mengharap mati di Masjidil Haram atau tanah haram lainnya. Itu hukumnya sunah. Bahkan an-Nawawi berpendapat bahwa orang yang ingin meninggal dunia karena urusan dunia itu dimakruhkan. Kecuali harapan mati itu ia inginkan di tanah haram, maka tidak lagi makruh. Bahkan sebaliknya yaitu sunah.

Sebagaimana berikut penggalan ucapan dan pendapat para ulama tentang hal itu:
المجموع شرح المهذب ج ٥ ص ١٨٨
(فَرْعٌ) يُسْتَحَبُّ طَلَبُ الْمَوْتِ فِي بَلَدٍ شَرِيفٍ لِحَدِيثِ حَفْصَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ " قَالَ عمر رضى الله عنه اللهم ارزقتى شَهَادَةً فِي سَبِيلِك وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِك صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْت أَنَّى يَكُونُ هَذَا فَقَالَ يَأْتِينِي بِهِ اللَّهُ إذَا شَاءَ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
 
"Disunahkan meminta mati di tempat mulia berdasarkan hadis riwayat Hafsah yang berkata bahwa Umar ra. berdoa: wahai Allah swt., berilah aku mati syahid di jalanMu dan jadikanlah kematianku di negeri rasulMu saw. Lalu aku (Hafsah) bertanya: dari mana bisa begitu? Dia (Umar) menjawab: Itu akan diberikan Allah swt. padaku jika Dia mau." (HR. Bukhari).

Begitu pula dengan harapan meninggal dunia pada saat Ramadhan. 

Lalu bagaimana menanggapi isu bahwa Puasa Ramadhan bisa mengurangi produktifitas umat Islam?
Maka jawabannya adalah produktifitas yang mana. Jika umat Islam menjalankan syariat puasa sesuai arahan Allah swt. dan rasulNya, maka tidak ada kata pengurangan produktifitas.

Mengapa?
Pertama, tujuan inti dari puasa adalah la'allakum tattaquun (agar kalian bertakwa). Dan jika meminjam istilah takwa yang ditafsirkan oleh Rasyid Ridha di dalam tafsir al-Mannarnya adalah menjauhi hal-hal yang bisa merusak kehidupan dunia (dengan sebab-ikhtiyar-usaha menjalankan aturan -sunnatullah- yang digariskanNya) dan menjauhi kerusakan akhirat (dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat). Maka tidaak ada lagi alasan ketidak-produktifitasan yang dikhawatirkan akan muncul gara-gara puasa tersebut.

Kedua, sejarah berbicara sebaliknya. Yaitu kebanyakan peperangan yang terjadi pada umat Islam adalah pada bulan Ramadhan. Saat matahari terik memanas, umat Islam puasa mengering mulut dan melapar perut. Tetapi itu justru menjadi ujian besar bagi mereka untuk memanivetasikan jihad dan kegigihan mereka kepada Allah swt. Maka, sejarah ini menjadi bukti terbaik untuk menunjukkan bahwa puasa Ramadhan tidak boleh untuk menjadi alasan produktifitas kita. Baik urusan duniawi, terlebih masalah ukhrawi (Kitab Mausuah Mahasinil Islam, vol. 8, hlm. 10).

Kita berharap, semoga Ramadhan nanti bisa lebih kita isi dengan amal kebaikan, semangat baik urusan duniawi terlebih ibadah ukhrawi. Semoga,