KAJIAN AL-QUR'AN DAN HADIS TENTANG COVID-19
Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak, M.S.I
Ramaadhan tahun ini terkesan berbeda di banding dengan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa perbedaan yang sangat nampak maksimal terlihat dalam beberapa model keberagamaan umat Islam di bulan suci ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, yang biasanya diperbolehkan keluar-masuk kota dan daerah bagi pengharap ngaji pasaran dan kilatan di beberapa pondok pesantren di Indonesia, tahun ini berbeda. Banyak beberapa pesantren yang tidak membuka pasaran atau kilatan secara offline. Bahkan beberapa pesantren dengan tegas menolak kedatangan para peminat kegiatan kilatan tersebut. Tentu dengan alasan agar terjadi keamanan dan kebaikan bersama.
Kedua, ada fenomena menarik di Ramadhan tahun ini. Banyak para asatidz-guru, masyayikh-ulama dan beberapa cendekia yang berbondong-bondong memiliki akun media sosial untuk bersedekah keilmuan dan menyambung kegiatan ngaji dengan para santri di rumah. Semisal saja yang kami lakukan di channel youtube kami atas nama Mukhamad Agus Zuhurul Fuqohak Yahya Offiicial, ngaji streaming lewat youtube menjadi pilihan untuk memediasi kegiatan belajar mengajar dengan santri Miftahul Ulum Yahyawiyyah.
Ketiga, beberapa perkotaan yang zona merah itu bahkan menerapkan larangan untuk beribaadah jama'ah di masjid atau musholla. Jadi, banyak masjid dan musholla yang sepi. Namun menariknya adalah nilai waktu kualitas yang tinggi bersama keluarga sangat terasa di Ramadhan tahun ini.
Keempat, usaha kajian dan pembelajaran di Kampus dan perguruan tinggi juga sama. Banyak yang melalui daring online.
Di sini, kami akan membagikan file pdf berisi tema kajian konsorsium di IAIN Kudus yang membicarakan mengenai Paradigma Sunnatullah Sebagai Basis Interpretasi al-Qur'an dan Hadis. Untuk mendownloadnya, silahkan bisa di klik DI SINI.