MENIMBULKAN JIWA MALAIKAT
Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak
فإن كنت من جوهر الملائكة، فاجتهد في معرفة أصلك؛
حتى تعرف الطريق إلى الحضرة الإلهية، وتبلغ إلى مشاهدة الجلال والجمال، وتخلص نفسك
من قيد الشهوة والغضب، وتعلم أن هذه الصفات لأي شيء ركبت فيك؛ فما خلقها الله تعالى
لتكون أسيرها، ولكن خلقها حتى تكون أسرك، وتسخرها للسفر الذي قدامك، وتجعل إحداها مركبك،
والأخرى سلاحك؛ حتى تصيد بها سعادتك. فإذا بلغت غرضك فقاوم بها تحت قدميك، وارجع إلى
مكان سعادتك. وذلك المكان قرار خواص الحضرة الإلهية، وقرار العوام درجات الجنة.
فتحتاج إلى معرفة هذه المعاني؛ حتى تعرف من نفسك شيئاً قليلاً؛ فكل من لم يعرف هذه
المعاني فنصيبه من القشور؛ لأن الحق يكون عنه محجوباً.
Maka, jika kamu (terbuat) dari materi malaikat, berusahalah
untuk tahu asal-muasalmu hingga kau tahu jalan menuju keharibaan Tuhan,
mencapai tingkatan menyaksikan Keagungan dan Keindahan, membebaskan diri dari
ikatan syahwat dan amarah serta tahu bahwa alasan sifat-sifat (buruk) ini
diberikan padamu. Maka, Allah swt tidak menciptakannya agar mengendalikanmu,
namun Ia menciptakan agar kau kendalikan, kau tundukkan untuk perjalan di
depanmu, kau jadikan yang satu sebagai kendaraan dan satunya lagi sebagai
senjata hingga kau bisa berburu kebahagiaan dengannya. Jika kau sudah mencapai
tujuan maka letakkanlah sifat itu semua di bawah kaki dan kembalilah ke tempat
bahagiamu. Yaitu tempat orang-orang khusus di keharibaan Tuhan. Sedang tempat
(tetap) orang-orang awam adalah di tingkatan surga. Kamu perlu mengetahui
makna-makna ini hingga kau tahu sedikit saja tentang dirimu. Orang yang tidak
tahu hal-hal ini, maka dia hanya dapat bagian luar saja. Karena kebenaran itu
terhalangi olehnya.
Syarah:
Imam al-Ghazali mengajak kita merenungi apa hikmah Allah swt
menciptakan sifat-sifat jahat, buruk, nafsu dan kejelakan pada diri kita?
Berikut beberapa pelajarannya:
1.
Nafsu amarah itu membakar semangat
seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka, nafsu itu bisa saja dikendalikan
supaya membuat semangat dalam melakukan ibadah puasa, jihad fi sabîlillah, haji-umrah
dan beberapa ibadah yang memerlukan keberanian dalam menjalankannya.
2.
Sifat tamak-rakus duniawi itu berarti
menginginkan sesuatu dengan gigih dan tanpa menyerah. Mengapa, tidak kita manage
sifat buruk ini menjadi keinginan-tekad bulat agar bisa mendapatkan
ridha-ridha Allah swt?
3.
Yang jelas, semua sifat buruk itu adalah
ujian dari Allah swt. Sebab, Beliau menguji kita dengan baik dan buruk. QS.
Al-Anbiyâ’: 35 menjelaskan bahwa semua manusia itu akan merasakan kematian. Dan
Allah menguji kita dengan kebaikan dan keburukan. Kebaikan menjadi ujian yang
bisa meluluh-lantakkan kita manakala kita ueforia terhadapnya lalu lalai. Sebaliknya,
kejelekan menjadi ujian yang bisa membuat kita lebih baik manakala kita
bertaubat darinya.
4.
Mengapa ada sifat buruk dalam diri kita? Karena
Tuhan memberi hak bebas. Jika manusia hanya sifat baik saja, maka malaikat
namanya. Imannya tabiat. Karakter, tidak ada kehendak bebas dari mereka. Padahal
manusia itu dijadikan khalifah bumi untuk mengaturnya. Bagaimana ia bisa
mengatur sesuatu sementara ia terkekang, tanpa kehendak bebas dan tidak punya
ide-ide liar menarik?
Lalu, bagaimana cara menumbuhkan jiwa malaikat dalam diri kita?