Konsep Moderasi Islam Dalam Ayat-Ayat Alquran

 Oleh: MA. Zuhurul Fuqohak



Ada dua ayat yang secara tegas dan spesifik membicarakan konsep moderasi dalam Islam. Pertama, adalah QS. Al-Baqarah: 143 yang membicarakan keistimewaan umat Nabi saw adalah harus mampu menjadi wasathan (penengah) yang dengan moderasi itu mereka tidak memihak dalam satu tindakan dengan sikap fanatisme kuat. Dengan sikap moderasi ini, umat Nabi diharapkan mampu menjadi penengah yang bisa bersaksi atas perbuatan umat-umat terdahulu.

Kedua, adalah QS. Al-Mâidah: 66 yang sebenarnya adalah menceritakan orang-oraang Yahudi yang andaikan mereka mau mengamalkan isi kitab Taurat dan Injil niscaya mereka akan mampu makan dari atas dan bawah mereka. Dari atas tentu dengan berkahnya langit yang menurunkan hujan dan dari bawah mereka adalah tetumbuhan apapun serta barang  bumi yang bisa saja mereka nikmati.

Kemudian ayat ini dikaitkan dengan relevansinya pada orang-orang Yahudi yang tidak semuanya berbuat jelek. Di antara mereka adalah ada umat yang muqtashidah (penengah). Meskipun ayat ini berbicara umat terdahulu, namun sebagaimana kaidah di dalam Ushul Fiqih bahwa jika ada penjelasan Alquran-Hadis yang menceritakan umat terdahulu dengan tidak menolak itu bisa saja dijadikan hujjah untuk umat sekarang.

Contoh moderasi sendiri bisa saja ditemukan dalam ayat-ayat Alquran yang menyuruh untuk bersikap sederhana di dalam konsumsi makanan dengan tidak berlebihan dan terlalu menekan diri sendiri. Bersikap di tengah sebagaimana dalam QS. Al-A’râf: 31, perintah bersedekah dengan mengambil jalan tengah sebagaimana dalam QS. Al-Isrâ’: 29.