Ngajio Sohih Bukhori, Berkahe Gedhe
Ngajio Sohih Bukhori, Berkahe Gedhe
KH. Rois Yahya Dahlan pernah mengatakan,
"Mengajilah Sohih Bukhori karena keberkahan di dalamnya sangat besar
sekali..." Dhawuh ini beliau implementasikan dengan memasukkan kitab Jami'
itu ke dalam kurikulum Ngaji Ndalem yang dahulu dilaksanakan di pagi
hari dan sekarang dilanjutkan di sore hari.
Abah -sebutan beliau- memiliki satu kitab Sohih Bukhori dengan
makna penuh ala Pesantren dan itu dibuat sebagai perbandingan (muqobalah)
beliau di dalam setiap kajiannya. Bahkan Abah Rois sangat bangga sekali dengan
kajian Sohih ini dengan menyimpan rapi sanad muttasil beliau sampai ke
Imam al-Bukhari. Manuskrip itu masih tersimpan rapi di almari beliau di Ponpes
Miftahul Ulum Yahyawiyyah.
Bahkan, Abah Rois juga sangat menyukai hadis-hadis di dalam
kitab tersebut dengan menuliskannya di gebyok (tembok kayu) yang ada di
rumah beliau. Di antara hadis yang masih beliau abadikan hingga sekarang dan
tertulis dengan baik adalah hadis uqdhû haqqallâhi fallâhu ahaqqu
bil qodhô-i (lunasilah hak-hak Allah maka Allah itu lebih berhak untuk
dipenuhi).
Setelah penulis cari-cari, penulis mendapatkan dalam
penjelasan Faidhu al-Qadîr, Fathu al-Bâri dan beberapa kitab lain
memang mengaminkan dhawuh Abah di atas. Beberapa ulama sudah
membuktikan hal itu. Ada daerah yang kemarau panjang, dibacakan kitab Jami'
lalu dianugerahkan hujan yang mengguyur segar. Begitu pula, di suatu daerah ada
fenomena penyakit menular (semacam virus) dan dibacakan kitab itu alhamdulillâh
mereda.
Hingga sekarang, kitab Sohih al-Bukhôri ini masih
dibacakan dalam Ponpes Miftahul Ulum Yahyawiyyah. Semoga siapapun yang membaca
ini mendapatkan keberkahan dari Allah lewat mencintai kitab Sohih tersebut,
Amiin...