PERHELATAN BESAR, HAUL MASYAYIKH DAN REUNI AKBAR PPMUY 2022
Acara tahunan kali ini berupa Haul Masyayikh PPMUY dan Reuni Akbar para santri Miftahul Ulum Yahyawiyyah bisa dibilang sukses sesuai dengan yang diharapkan. Mulai dari tata kelola parkir, kesesuaian acara demi acara, dan penjamuan makanan-minuman sudah sangat memuaskan.
Ada tiga hal yang berbeda acara haul dan reuni kali ini. Apa saja? Yuk kepoin bersama.
Pertama, haul kali ini diangkat bareng-bareng oleh para alumni Ponpes Miftahul Ulum Yahyawiyyah dari seluruh generasi. Ketua HAMMU, Pak Arifuddin yang melaksanakan koordinasi dengan seluruh pengurus daerah masing-masing ketua mengajak musyawarah para panitia lokal dari kalangan santri untuk mempersiapkan semua kebutuhan yang akan dilaksanakan pada saat acara haul..
Model haul yang diangkat bareng-bareng "sengkuyungan" para alumni menurut Ibu Nyai Hj. Millatina Imronah, Istri Hadratus Syaikh Rois Yahya Dahlan, adalah merupakan cita-cita Abah Rois (panggilan untuk Syaikh Rois Yahya) sejak dahulu kala. Beliau menginginkan para alumni untuk bareng-bareng "urunan ngurmati" guru mereka yang telah tiada di alam sana, sowan ke Hadrotullah.
Ibu Nyai (panggilan untuk Hj. Millatina Imronah) dalam sambutannya sangat berterimakasih kepada para alumni yang telah kompak bersama membangun sinergi untuk bahu membahu mensukseskan acara haul 2022 ini.
Acara ketiganya adalah reuni Akbar para alumni Ponpes Miftahul Ulum Yahyawiyyah dari lintas generasi. Dan acara terakhirnya adalah tasyakkuran gelar doktoral Al-Ustadz Dr. MA. Zuhurul Fuqohak, S.Ud, M.S.I. Di rangkaian acara-acara inilah, beliau berharap akan ada manfaat dan keberkahan di dalamnya.
Apa pelajaran yang perlu kita raih dari acara akbar tahun ini?
Sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Ustadz Dr. MA. Zuhurul Fuqohak, S.Ud, M.S.I dalam tausiahnya ada tiga hal yang menjadi pelajaran penting dalam merayakan Haul Akbar para masyayikh PPMU Yahyawiyyah tahun ini.
Pertama, hubbul ilmi, mencintai ilmu. Para masyayikh adalah bukti kuat bahwa orang-orang yang mencintai ilmu dan ahlinya itu akan dimuliakan derajatnya oleh Allah. Nama mereka harum, jasa-jasa mereka tidak pernah mati dalam sanubari para santri dan anak-anak murid beliau semua.
Kedua, mujahadah (bersungguh-sungguh). Para masyayikh sangat antusias dan bekerja keras baik dalam masalah duniawi ataupun ukhrowi. Dalam masalah dunia, Simbah KH. Abu Bakar misalnya, beliau adalah pedagang saudagar yang kaya raya. Begitu juga dengan putranya, terlebih simbah KH. Asrar atau Mbah KH. Abdul Qodir. Apalagi cucunya, Abah KH. Rois Yahya Dahlan adalah orang yang sangat rajin sekali dalam bekerja. Di usia mudanya, beliau pergi ke sawah jam 04.30 Subuh dan pulang jam 22.00 WIB malam. Beliau fokus dan pekerja keras juga cerdas. Ini yang perlu diikuti oleh para santri. Apalagi kalau masalah akhirat, Abah Rois Yahya adalah orang yang rajin dalam mengajar, berwirid, bersedekah dan kasih sayang dengan para santrinya.
Ketiga, istiqomah (terus menerus). Ini adalah amaliah yang paling sulit. Melaksanakan ibadah dan kebaikan secara terus menerus dan tidak putus sampai usia wafat meninggal dunia inilah yang menjadikan para masyayikh itu dikenang kebaikannya. Semoga acara haul kali ini bermanfaat untuk kita semuanya, Amiiin